Open Tournament Taekwondo Rektor CUP-IV IAIN Ar – Raniry Se-sumatra 2010 kali ini betul – betul mencoreng nama taekwondo Aceh akibat cara kerja wasit yang sangat buruk, kecurangan demi kecurangan terjadi, emosian dari para kontingen pun bermunculan karena hasil dan kinerja para wasit sangat buruk. Berawal dari pertandingan kedua kelas feather senior putra, di saat team dari New Scorpion melawan team dari Mimac, tendangan double counter dari team Mimac mengenai team dari New Scorpion, tapi wasit tidak memberikan angka, kemudian coach dari Mimac mengajukan Hand Up untuk protes, protes di terima oleh wasit dan nilai di tambah untuk team Mimac, selang beberapa detik lanjutan pertandingan tersebut, team dari New scorpion melancarkan serangan tunggal yang mengenai telak kepala team dari Mimac, tapi nilai tidak di masukkan oleh wasit. Disaat coach dari New Scorpion mengajukan Hand Up, belum lagi wasit tengah menghampiri coach untuk mengambil kartu dan bertanya protes untuk apa, secara tiba – tiba ketua wasit, Sabeum Ahmad langsung mengambil mic dari panitian dan bertanya kepada coach New Scorpion “ APA SABEUM TIDAK IKUT TECHNICAL MEETING?HAND UP HANYA DI BERIKAN UNTUK TENDANGAN TUNGGAL”. Krtu Hand Up dari tangan coach New Scorpion di ambil tanpa ada penambahan nilai. Padahal jelas – jelas tendangan dari Putra, mengenai kepala lawan dan tanpa ada tendangan balasan dari lawan, tapi mungkin memang matanya tidak bagus. Kalau pun begitu, bukannya wasit tengah tengah yang memutuskan, bukan langsung mempermalukan coach dari team tersebut seperti itu?
Kecurangan kemudian terjadi lagi, pada saat Reza dari team New Scorpion kembali berlaga, 2 kali tendangan counternya yang telak mengenai body lawan, tapi juga tak di hitung nilainya, kesabaran masih tetap bertahan dari kubu New Scorpion. Malamnya, disaat Sabeum Rahmat dari kontingen Simalungun bertanding, kecurangan wasit terjadi lagi, del ol chagi kepala, mad badat , dan serangan dolyochagi dari beliau juga tak di hitung nilainya. Kesal, pasti juga di rasa oleh beliau, bahkan beliau juga merasa di curangi oleh wasit.
Hari kedua pertandingan, atlit putri dari kubu Simalungun juga menjadi korban kecurangan wasit di saat pertandingannya melawan nadia dari team Aceh Besar, 3 tendangan yang telak masuk, tapi tidak di hitung nilainya oleh wasit, sabeum Rahmat dengan sigap mengeluarkan atlitnya dari arena, untuk apa capek – capek berlaga tapi point2 yang jelas masuk tak di hitung, sampai2 beliau berkata “paling – paling Aceh Besar juga yang menang”. Di saat final fly putri pun saat Wikka dari team New scorpion bertanding dengan team SMA 7 Binjai, protes dari coach pun di saat dolyochagi wikka tepat bersarang di kepala lawannya pun tak di hitung nilainya.
Hari ketiga, lagi – lagi ada team yang merasa di curangi wasit, ini lah hari yang betul – betul sial untuk para wasit, pertama, team dari 112 Black Bear merasa di curangi wasit, sampai – sampai mereka marah dan melemparkan sampah ke arena sambil menghujat wasit dan team lawannya. Kedua, paskhas Riau, coachnya merasa di curangi wasit, masih dalam posisi mau menyerang, tiba – tiba nilai masuk untuk lawan secara tak terduga, belum lagi melakukan serangan, protes bertubi – tubi dari team Paskhas riau, sampai – sampai membuat coach dari paskhas riau emosi dan melempar oxygen kaleng ke matras. Setelah berdebat sekian menit, nilai di tambah untuk team Paskhas Riau, tapi ternyata, kubu lawannya, Panca Budi tidak terima dengan hasil demikian, nilai yang seharusnya unggul untuk panca budi, berbalik karena penambahan seperti itu, membuat coach Panca Budi protes ke meja panitia, situasi memanas, sampai – sampai atlit panca budi langsung keluar dari matras, tapi selang beberapa waktu, suasana kembali memanas lagi saat coach paskas kembali ke arena, malahan hamper adu jotos dengan salah
seorang wasit.
Setelah break beberapa saat karena masalah tersebut, giliran team New Scorpion di kelas Bantam bertanding dengan Aceh Besar, rupanya wasit tidak mengambil pelajaran dari beberapa masalah tadi, kembali lagi kecurangan terjadi, belum lagi Sabeum Purba dari New scorpion mengangkat kakinya untuk menyerang, nilai bertambah ke team lawan, dolyochagi dari lawan mengnai pantat sabeum purba pun jadi nilai untuk team lawan ( wah sangking sexy nya pantat sabeum purba, jadi ada nilai juga :p ). Selang satu partai, Angga bertanding dengan team dari Pidie, di sini, kembali lagi kecurangan dari wasit, bahkan para penonton pun tau jelas kalau angga di curangi, di saat lawan menyerang tidak mengenai angga, dan angga membalas dengan counter mat badat, telak mengenai lawan, tapi nilai masuk untuk lawan, serangan bertubi – tubi dari lawan yang mengenai pahanya pun jadi nilai untuk lawan, dwichagi lawan mengenai pantat cekingnya pun jadi nilai untuk lawan. Emosi Sabeum Wahyu sudah tak terbendung lagi, sabeum wahyu langsung menyuruh coach untuk mengeluarkan angga dari arena, dengan suara yang menggema ke seluruh GOR, sabeum wahyu berkata “ wasit suruh sekolah dulu jangan langsung jadi wasit “. Dengan amarah dan emosi team New Scorpion langsung meninggalkan GOR.
Kapan taekwondo Aceh bisa maju kalau perwasitannya seperti ini, hanya mendukung kontingen – kontingen sendiri, masalah pribadi dari wasit di lampiaskan ke arena, kapan Taekwondo Aceh bisa bersaing dengan taewondo2 provinsi lain kalu selalu seperti ini, SDM wasit tidak mendunkung, buat malu saja kalau seperti ini. Entah kalau cuma 1 team saja yang merasa di curangi, tapi ini sudah lebih dari 2 team, malahan disaat Firdaus dari Pidie melawan team dari paskhas, jelas – jelas kelihatan atlit dari paskhas melakukan kecurangan, tapi tidak ada pemotongan nilai. Disaat Firdaus terjatuh, team dari paskhas menginjak kelaminnya,menginjak perutnya,menendang dy dalam keadaan terjatuh tapi tidak ada pemotongan nilai, padahal peraturan jelas2, kalau lawan yang sudah terjatuh di serang lagi,pemotongan nilai satu.
Kinerja wasit kali ini betul – betul luar biasa buruknya, ntah bagaimana nasib Taekwondo Aceh kalau selalu seperti ini. Semoga kejadian kali ini bisa jadi cerminan dan pelajaran untuk para perwasitan di Aceh, jangan hanya mementingkan kantong belaka. Semoga kecurangan – kecurangan kali ini tidak terulang lagi. Buat malu saja kalau perwasitan begini terus. Buang aja janji setia wasit itu, mending wasit disumpah di bawah Al-Qur’an saja sebelum melaksanakan tugasnya agar tidak ada kecurangan lagi.
teeeeessssssssss
wUiiih,,,betOOL kali tU yan...
wasiT'a aceM eek...